VIVAnews -- Conficker alias Downadup, virus komputer yang sedang mengharu biru dunia keamanan komputer, hingga kini telah menginfeksi sekitar 15 juta komputer. Angka itu merupakan hasil perkiraan dari firma keamanan F-Secure.
Menurut pengamatan perusahaan keamanan lainnya, Symantec, Asia dan Amerika Latin merupakan wilayah penyebaran virus yang paling rawan. China dan Argentina adalah dua negara yang paling parah.
Menurut Symantec, penyebaran virus ini di China mencapai hingga 29 persen dari penyebaran secara global. Sementara di Argentina, penyebaran Conficker mencapai lebih dari 11 persen.
"Kami belum pernah melihat angka penyebaran virus sebesar itu, di wilayah Eropa maupun Amerika Utara," ujar Alfred Huger Vice president Symantec Security Response, seperti dikutip dari situs PCWorld.
Selain itu, virus yang dicurigai berasal dari Ukraina itu, berkembang cepat ke Brazil, Rusia, India, Amerika Serikat dan Inggris. Di Inggris lebih dari 3000 organisasi, termasuk rumah sakit dan Kementrian Pertahanan ketularan virus ini.
"Desainer virus menulis kode khusus yang beroperasi secara khas pada jaringan di Cina, maupun Brazil. Ada kemungkinan dua negara itu memang menjadi target pembuat virus".
Menurut Huger, desainer virus ini menulis kode khusus yang beroperasi secara khas pada jaringan di Cina, maupun Brazil. Oleh karenanya, ada kemungkinan dua negara ini memang menjadi negara yang ditargetkan oleh pembuat virus.
Belum diketahui pasti, mengapa Asia dan Amerika Latin yang menjadi wilayah terparah akibat penyerangan virus ini. Namun baik Huger maupun Phil Porras Program Director SRI International, mengatakan hal itu terkait dengan banyaknya software bajakan yang beredar di negara itu. "Saya pikir pembajakan memainkan peran penting."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar