Tumor adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Istilah tumor merujuk pada proses ‘jinak’. Kanker adalah pertumbuhan jaringan yang ‘ganas’ dengan ciri pertumbuhan tidak terkendali, cepat dan menyebar jauh.
Dr. Ahmad Hudoyo, Sp.P, Spesialis Paru FKUI/SMF Paru – RS Persahabatan Jakarta mengemukakan, penyebaran kanker paru yang sering terjadi yaitu ke tulang, hati, otak dan kelenjar ginjal.
Menurut dia, penyebab kanker secara umum memang belum jelas. Khusus untuk kanker paru, katanya, kebiasaan merokok ternyata mempunyai hubungan yang jelas.
Dari 100 orang yang menderita kanker paru, lanjutnya, 90 orang di antaranya ternyata mempunyai riwayat kebiasaan merokok sebelumnya. Hubungan yang erat ini juga terbukti dengan dosis-akibat. Bila seseorang merokok lebih lama, lebih banyak jumlah batang, lebih dalam cara menghisapnya maka kemungkinan terkena kanker paru lebih ringgi.
Gejala dan Tanda
Pada tahap awal, kanker paru yang masih kecil dengan ukuran kurang dari 3 cm biasanya tidak menimbulkan keluhan. Gejala muncul bila massa tumor besar atau sudah ada komplikasi. Gejala yang sering dijumpai yaitu batuk-batuk (kering atau berdahak), sakit dada, sesak napas, batuk darah, nafsu makan berkurang, berat badan turun drastis.
Pilihan Pengobatan
Pilihan pengobatan tergantung jenis kanker dan stadium/derajat. Penentuan jenis sangat penting. Untuk mengetahui jenis biasanya dilakukan biopsi.
Dengan biopsi ini, kita bisa membedakan apakah suatu tumor itu jinak (tumor) atau ganas (kanker). Bila kanker, juga selanjutnya bisa dibedakan tipenya apa, untuk pemilihan jenis obat yang harus diberikan.
Setelah jenis diketahui, lalu ditentukan derajat kankernya. Pilihan pengobatan untuk kanker paru jenis bukan sel kecil. Stage I: pembedahan, Stage II: pembedahan, Stage IIIA: kemoterapi dan radioterapi serta pembedahan, Stage IIIB: radioterapi dan atau radioterapi (kombinasi) dan terapi target, dan terakhir Stage IV, Stage IV: kemoterapi &/radioterapi (kombinasi) dan terapi target.
Bila masih bisa dibedah (stage I dan II) hasilnya bagus. Angka tahan hidup lima tahun bisa mencapai 70 persen. Bila sudah tidak bisa dioperasi, hasil kurang memuaskan, bahkan sangat mengecewakan, bukan hanya untuk pasien dan keluarga juga membuat kecewa dokter yang mengobati.
Sebesar 50 persen lainnya bisa kurang atau lebih dari 6 bulan, lebihnya berapa ? Bagi mereka yang mau menjalani pengobatan medis MTTH tersebut meningkat menjadi 9– 12 bulan.
Pengalaman di RS Persahabatan dengan memberikan kombinasi secara bersamaan antara kemoterapi dan radioterapi menunjukkan hasil yang menggembirakan, angka harapan hidup tersebut berubah menjadi lebih dari 20 bulan. rm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar