Minggu, 03 April 2011

Jangan Terlalu Sering Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji/Fast Food

Sekarang ini banyak makanan cepat saji atau yang biasa kita sebut dengan fast food saya mencoba membuat bahasan tentang “Jangan Terlalu Sering Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji/Fast Food”. Tulisan-tulisan ini hanya sebagai pengingat kepada kita semua, betapa pentingnya menjaga kesehatan diri dan salah satunya saya akan membahas tentang makanan cepat saji atau fast food.

Fast food atau yang biasa kita sebut dengan makanan cepat saji adalah makanan yang disajikan dengan cepat dan rata-rata tidak lebih dari 15 menit saja. Kehidupan di kota besar yang sangat sibuk dan padat dan tidak pernah berhenti beraktifitas selama 24 jam menjadi penyebab utama dan membuat bisnis makanan cepat saji semakin berkembang saat ini.

Apa saja makanan yang termasuk dalam makanan cepat saji? Diantaranya adalah burger, hotdog, kebab, ayam goreng, kentang goreng, sandwich dan lain sebagainya. Bagaimana banyak ahli kesehatan menganjurkan baik untuk orang dewasa, remaja maupun anak-anak tidak terlalu sering mengkonsumsi fast food atau makanan cepat saji ini.

Selain kandungan lemaknya tinggi, menurut hasil studi yang dilakukan oleh Oxford University, makanan cepat saji dapat menimbulkan penyakit seperti obesitas atau kegemukan, diabetes, gagal jantung, stroke dan gangguan kolesterol. Maka dari itu kita harus mengatur pola konsumsi fast food dan jangan terlalu sering. Sebaiknya sebulan konsumsilah maksimal 3 kali saja dan tetap imbangi gaya hidup anda dengan olahraga dan makanan sehat.

Makanan cepat saji mengandung banyak kandungan yang tidak dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tubuh manusia. Makanan ini diketahui mengandung lebih tinggi kalori, garam dan lemak termasuk kolesterol, dan hanya sedikit mengandung serat (dietary fiber). Padahal serat dibutuhkan untuk membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi kemungkinanan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Makanan cepat saji juga mengandung protein hewaninya yang cukup ‘kaya’, hal ini bisa menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kondisi ini dapat merangsang cepatnya terjadi osteoporosis.

Makanan cepat saji mengandung bahan berbahaya. Selain kandungan gizinya yang rendah, makanan cepat saji juga mengandung zat pengawet dan zat aditif yang membuat kita ketagihan. Makanan ini pun menjadi cara cepat bagi kita yang ingin terkena Obesitas. Hal ini dibuktikan oleh Morgan Spurlock yang membuat film berjudul “Super Size Me”. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana ia mengkonsumsi makanan cepat saji setiap hari baik itu saat sarapan, makan siang, dan makan malam dalam waktu 30 hari. Ternyata hasil yang didapat sangat mencengangkan. Morgan Spurlock mengalami kenaikan berat badan yang drastis, perut semakin membuncit, kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, tekanan darah yang jauh di atas normal dan 2 kali lebih rentan terkena gagal jantung serta perubahan prilaku. Sampai-sampai dokter yang memeriksa Morgan Spurlock menyarankan untuk berhenti mengkonsumsi makanan cepat saji segera padahal filmnya dokumenternya baru memasuki pertengahan.

Pola konsumsi yang besar dapat berbahaya bagi tubuh manusia, sudah banyak penelitian yang menemukan adanya kaitan antara riwayat kebiasaan makan dengan meningkatnya kegemukan (obesitas). Kegemukan merupakan salah satu faktor pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Selain itu, lemak tinggi yang banyak terdapat dalam makanan cepat saji juga berpengaruh untuk memperbesar risiko terkena kanker, terutama kanker payudara dan usus besar. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di negara maju seperti Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Eropa sangat tinggi. Angka-angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan tak dapat disangkal lagi bahwa memang ada keterkaitan antara riwayat kebiasaan mengkonsumsi hidangan cepat saji dengan berbagai macam penyakit.

Manfaat makanan siap saji, Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia, 2003). Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan cepat dan praktis.
Bahaya makanan siap saji, World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu :
1.) Aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh.
2.) Aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan.
3.) Aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa makanan cepat saji atau fast food ituh tidak baik untuk sering dikonsumsi dan kenyataannya bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron,kemasan menarik praktis dan cepat disinyalir mengandung dampak positifnya jelas bagi kita yang sangat sibuk dan tidak ada banyak waktu untuk makan. Dampak negatifnya jelas tidak baik untuk kesehatan karena kaya kolesterol dan bisa buat penyakit jantung.