Sabtu, 15 Januari 2011

VERTIGO , BISA AWAL DARI STROKE

*Ini ternyata gangguan kesehatan yang banyak diderita orang. Bila Anda
pernah mengalami pusing tujuh keliling, bahkan, disertai muntah-muntah,
boleh jadi Anda termasuk salah satu penderitanya. Supaya cepat dapat
disembuhkan, cepat-cepatlah berkonsultasi dengan dokter.*

Pada umumnya sehabis tidur nyenyak semalaman, badan kita akan terasa segar
kembali. Rasa lesu dan capek pun hilang. Sebaliknya, kalau saat bangun tidur
kepala malah terasa pusing atau berputar (sehingga mengakibatkan tubuh
sempoyongan saat kita mencoba berjalan), lalu dibarengi pula rasa mual,
dalam hati kita langsung bertanya-tanya, jangan-jangan ada yang kurang beres
di bagian kepala kita. Betul! Gejala sempoyongan biasanya dihubungkan dengan
gangguan pada sistem keseimbangan yang sering disebut vertigo.

Gangguan keseimbangan ini cukup beragam, sehingga banyak di antara para
penderita sulit mengemukakan keluhannya secara rinci dan tepat. Ada yang
muncul saat berbaring pada posisi tertentu, ada yang saat tengadah. Ada lagi
penderita yang gejalanya mereda sendiri setelah mengalami vertigo selama
beberapa hari. Namun setelah mereda, penderita masih diganggu oleh rasa
tidak stabil seolah berada di atas kapal yang diombang-ambingkan ombak. Ada
pula vertigo yang baru muncul setiap kita berhadapan dengan keramaian, atau
sebaliknya, saat kita berada di tengah lapangan luas yang kurang penerangan.
Jangan dilupakan pula vertigo yang banyak dialami oleh para penyelam yang
belum berpengalaman, karena kehilangan orientasi sehingga merasa cemas
bercampur bingung.

*Telinga kemasukan air*

Untuk bisa mengetahui duduk perkara munculnya "penyakit" ini, kita perlu
menengok sistem keseimbangan tubuh. Dalam otak terdapat alat keseimbangan
tubuh sentral dan alat keseimbangan perifer (tepi). Otak kecil (*cerebellum*)
yang letaknya di bagian belakang kepala merupakan pusat keseimbangan
sentral. Sebab itu kalau kepala bagian belakang terbentur atau cedera pasti
sistem keseimbangan kita akan terganggu dan muncullah gangguan vertigo.

Sedangkan alat keseimbangan perifer meliputi alat keseimbangan dalam
telinga (*vestibular*). Sifatnya sangat sensitif terhadap perubahan atau
kelainan apa pun pada organ tersebut. Misalnya akibat salesma berat, masuk
angin, atau kurang tidur terjadi infeksi pada telinga, sehingga aliran darah
kurang sempurna. Semuanya ini bisa menyebabkan vertigo.

"Vertigo karena gangguan pada sistem *vestibular* ini datangnya bisa
mendadak (akut) dan dirasakan berat," kata dr. Robert Loho Sp.S. dari RS
Siloam Gleneagles, Lippo Karawaci, Tangerang. "Penderita merasa seolah-olah
berputar, pusing tujuh keliling sampai mual dan muntah-muntah."

Begitupun, menurut spesialis penyakit saraf ini, penanggulangan gangguan
ini pada umumnya mudah dan cepat. "Dengan memberikan obat khusus, gangguan
akan segera reda," tambah Robert Loho.

Pemeliharaan keseimbangan tubuh memang dikendalikan oleh gerakan volunter
(sengaja) dan reflektoris (refleks) kepala, leher, badan dan anggota gerak,
bola mata, serta gerakan involunter organ tubuh bagian dalam. Arah
sempoyongan yang dirasakan penderita selalu ke sisi yang terganggu, diikuti
gangguan pandangan mata yang seolah-olah gelap serta gangguan organ dalam
yang menyebabkan rasa mual dan muntah.

Selain karena gangguan pada organ telinga, vertigo bisa juga muncul karena
gangguan pada mata atau leher. Misalnya, ukuran lensa antara mata kiri dan
kanan berbeda jauh, atau terjadi gangguan pada sumbu mata sehingga
penglihatan menjadi rangkap.

*Fasilitas kerja yang ergonomis*

Gejala vertigo seringkali dikacaukan dengan gejala migren, padahal kedua
hal ini tidak sama. Pada migren, sakit kepala terasa berdenyut-denyut pada
satu sisi, serangan berlangsung 4 - 72 jam. Intensitas serangan bisa sedang
sampai hebat disertai mual, acap kali sampai takut pada cahaya atau suara.

Banyak penderita migren mengalami gejala serangan distorsi dalam bentuk,
posisi, waktu, dan tempat yang aneh. Gejala yang lebih parah, penglihatan
berkurang-kunang, di tengah lapang pandangnya muncul bintik-bintik terang
benderang (aura). Dalam beberapa saat bintik menjadi sebesar telur yang
menyebar ke samping kiri. Tampak kabur atau gelap di tengahnya, dikelilingi
cahaya terang. Bayangan ini setelah lima menit memudar pelahan-lahan. Tapi
kemudian rasa nyeri di sebelah kepala mulai datang. Penderitanya jauh lebih
sedikit dibandingkan penderita vertigo.

Penderitaan karena vertigo pada umumnya tidak seberat itu, kecuali kalau
penyebabnya serius, seperti awal stroke atau tumor. Namun begitu diketahui
penyebabnya, dengan obat tertentu gejala mudah dihilangkan.

Penyebab vertigo terbanyak, ungkap dr. Robert Loho, adalah gangguan pada
leher. Muasalnya, tulang dan otot berfungsi sebagai struktur penyangga atau
pendukung leher. Maka pengapuran pada tulang leher mudah menimbulkan
ketegangan pada otot leher yang pada gilirannya akan memunculkan gejala
vertigo. Ibarat selembar layangan, bila keseimbangan kiri dan kanannya tidak
sama, maka layangan akan mudah oleng. Demikian juga yang terjadi pada kita
bila terjadi gangguan pada leher.

"Banyak gangguan pada leher terjadi akibat pola hidup atau volume kerja
tidak seimbang," tutur dr. Robert. "Bagaimana stres tidak terjadi kalau saat
masih gelap kita sudah berangkat bekerja dan baru pulang ketika hari sudah
gelap? Dengan pola kerja demikian berarti kita tidak sempat untuk
berolahraga maupun bersantai sedikit pun."

Dokter ahli saraf ini mengingatkan, pekerjaan mengetik dengan posisi layar
monitor komputer terlalu tinggi pun bisa menyebabkan vertigo (akibat
ketegangan pada leher). Apalagi kalau kebiasaan ini dilakukan sampai
bertahun-tahun. Posisi layar monitor akan lebih baik apabila tidak
memerlukan posisi kepala tengadah, melainkan agak menunduk. Belum lagi kursi
yang kurang ergonomis. Kursi putar hendaknya yang bisa berputar 900. Kalau
hanya 45 0 terjadi batasan perputaran badan. Dengan sendirinya ini akan
membebani leher dan pundak.

Kasus vertigo karena gangguan leher, selain diatasi dengan obat, juga
dengan fisioterapi berupa latihan relaksasi untuk daerah leher. "Kalau perlu
dilakukan traksi (otot-otot yang kaku ditarik) agar ruas yang menyempit bisa
dipulihkan," kata dr. Robert.

*Gejala stroke?*

Bagaimana dengan timbulnya vertigo yang melibatkan organ otak sentral?
Selain akibat cedera atau memar pada kepala belakang, ini bisa terjadi
karena suplai darah ke otak berkurang atau tidak lancar. Bila aliran darah
ke otak kecil kurang dari 50 ml/detik, maka seseorang akan mengalami
vertigo, yang apabila tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan stroke.

Seseorang yang acapkali mengalami vertigo (bukan akibat benturan), disusul
dengan gangguan wicara, misalnya mulai sulit menyebutkan apa yang dimaksud,
patut dicurigai sebagai awal dari serangan stroke. Ia perlu segera dirawat.
Apalagi bila gejala itu disertai hipertensi dan kadar kolesterol tinggi.
"Sulitnya, banyak pasien yang tidak mengindahkan gejala awal stroke ini,
sehingga datang dalam keadaan sudah parah," lanjut dr. Robert.

Padahal pemeriksaan dengan alat canggih MRI (*magnetic resonance imaging*)
akan mengungkap jelas apakah penderita benar mengalami gangguan pada
pembuluh darah otak. Dengan obat pelancar aliran darah gangguan akan segera
teratasi, sambil terus dipantau apakah gangguan kambuh kembali.

Kasus vertigo paling berat kalau disebabkan tumbuhnya tumor pada otak kecil
atau dekat organ telinga. Pada umumnya gejala tidak akut, tapi kronik dan
progresif. Artinya gejala yang dirasakan sesuai dengan pertumbuhan tumor.
Semakin besar tumornya, semakin berat gejalanya. Adakalanya pula diikuti
gejala telinga mendengung yang terus menerus. Dalam hal ini, cara
penanggulangan satu-satunya ya operasi untuk menyingkirkan tumor, ditambah
penyinaran.

Penting dicatat, bila kita berkali-kali merasakan sempoyongan, jelaskan
secara rinci kepada dokter bagaimana riwayat pusing kita itu. Dengan
demikian dokter dapat menggolongkan, vertigo kita termasuk berat atau
ringan. Kasus ringan (walaupun gejalanya belum tentu ringan) kebanyakan
tidak menimbulkan kerusakan pada organ tubuh. Ambil contoh vertigo karena
stres. Penderita bisa saja mengalami gejala kepala berputar tujuh keliling
sampai muntah-muntah. Namun begitu stres dapat dihilangkan, gejala akan
sirna.

Juga termasuk ringan kalau vertigo terjadi sesaat setelah kita berganti
posisi. Mungkin gara-garanya ada gangguan pada sistem vertibuler atau kepala
habis terbentur. Dokter pun akan menganjurkan pasien untuk berlatih justru
pada posisi ketika muncul vertigo. Latihan dilakukan secara bertahap.
"Gejala seperti ini jangan dimanjakan sampai bertahun-tahun," anjur dr.
Robert. "Tapi secara pelahan-lahan justru dilatih pada posisi yang
terganggu."

Bila Anda sering merasa sempoyongan saat bangun tidur, janganlah bangun
langsung berdiri. Lakukanlah secara pelahan-lahan, mulai dengan posisi duduk
sebentar, baru berdiri. Kalau vertigo itu diduga karena gangguan telinga
atau mata, hendaknya segera periksakan diri ke dokter spesialis THT atau
mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar